Selasa, 23 September 2008

Suara hati

...tentang saya dan I.S.A....

When the Nazis came for the communists,
I remained silent;
I was not a communist.

When they locked up the social democrats,
I remained silent;
I was not a social democrat.

When they came for the trade unionists,
I did not speak out;
I was not a trade unionist.

When they came for the Jews,
I remained silent;
I wasn't a Jew.

When they came for me,
there was no one left to speak out.

It's a poem by Martin Niemoller (1892–1984)


Ya, suara fitrah semua orang mahukan keadilan, menentang penganiayaan dan ingin membela mereka yang tertindas.
Banyak sudah diperkatakan tentang rasional ISA dan banyak juga suara-suara hati hatta dari golongan pemerintah mahukan satu akta beberbentuk baru. Jika penggubalan akta ini asalnya untuk memblokir aktiviti pengganas, rasionalnya ada untuk kita punyai akta serupa supaya militan yang akan mengebom sana sini tidak dapat bermaharajalela. Tapi bagaimana kita boleh mendapat semuanya tanpa mengorbankan hak kebebasan insan. Disinilah letaknya inilah peranan kuasa legalistik (ahli-ahli Parlimen), mereka harus turun ke akar umbi dan mendapat pandangan masyarakat yang mereka wakili tentang akta lama dan bagaimana akta baru sepatutnya.
Salam persaudaraan untuk RPK dan keluaraga. Bersabarlah terhadap dugaan ini.

Tiada ulasan: